KOLABORASI KARYA DI TENGAH CORONA

KOLABORASI KARYA DI TENGAH CORONA

 



Rebahan secukupnya, berjuang selelahnya.

( Najwa Shihab)


Pandemi memang meninggalkan berbagai kisah. Hingga banyak hal - hal yang terjadi di luar dugaan. Semua orang terkena imbas. Namun tidak semuanya harus terpuruk. Jargon “ Di rumah aja” ternyata tidak harus ditanggapi dengan pasif. Sehingga kita hanya rebahan saja. Namun ternyata kita juga bisa mengoptimalkan berdiam di rumah dengan lebih produktif. Karena bisa jadi ini adalah  waktu menjadi moment penting untuk berkarya dan mengembangkan diri meskipun dari rumah

           Sebagai salah satu pembina extra jurnalis di madrasah. Kadang saya bingung, mau mengajari apa di tengah pembelajaran daring seperti ini. Jika biasanya setiap satu minggu sekali ada pertemuan rutin untuk bimbingan. Sekarang harus mengganti strategi. Maka saya berinisiatif tetap menjalankan kegiatan extrakurikuler lewat online. Namun kendala tidak sampai di sini, beberapa siswa mengeluh kuota internet minim hingga tidak bisa menggunakan banyak aplikasi. Hingga diputuskan menggunakan Whatshap sebagai media penyampaiannnya.

Langkah awal yang saya lakukan adalah mengajak guru tim pembina untuk berdiskusi tentang hal ini. Kami sepakat membuat bimbingan online melalui Whatshap dengan narasumber terjadwal secara bergantian. Materi yang kami sampaikan diantaranya bimbingan online menulis puisi, cerpen, dsb. Setelah bimbingan kami meminta kepada mereka untuk menuliskan karyanya dengan tenggang waktu tertentu.

Beruntung, sejak pandemi muncul event -event kepenulisan dari berbagai komunitas. Kesempatan ini tidak saya biarkan begitu saja. Segera saya pelajari baik - baik ketentuan beberapa event. Seperti menulis puisi, quotes ataupun cerpen. Berharap ini bisa menjadi salah satu wadah anak didik atau teman -teman saya untuk tetap mengembangkan diri dan berkarya di tengah pandemi.

                    Beberapa siswa masih sulit mengikuti ritme ini, terutama  kelas VII  yang notabene masih belajar untuk mendeskripsikan apa yang ingin mereka tulis. Mereka sedikit kesulitan untuk menuangkan ide ke dalam tulisan. Sehingga butuh bimbingan ekstra yang lebih.  Selama berproses beberapa hari, akhirnya beberapa siswa berhasil mengumpulkan karyanya. Bersama tim Pembina, kami mengevaluasi hasil kerja mereka. Beberapa karya kami kirimkan ke event – event kepenulisan, dari challenge sampai kompetisi. Tak lupa saya ajak beberapa teman guru yang bersedia untuk berkarya.  Setelah menunggu beberapa waktu, alhamdulillah karya beberapa siswa dan guru banyak yang lolos dalam seleksi ini.

Inilah hasil karya siswa dan pengajar MTsN 5 Nganjuk, selama pandemi ini. Terhitung dari Bulan April sampai September 2020. 

1. Antologi puisi Untuk Kita Yang Sedang Berjuang.

Buku ini berisi 1080 puisi bertema tentang Corona virus. Seperti kisah penderita yang positif covid, perjuangan para petugas kesehatan dan kisah - kisah lainnya yang di ungkapkan dalam bentuk puisi. Buku ini diterbitkan oleh Kekata Publisher, Juni 2020. Dengan ketebalan 546 halaman. Ditulis oleh para penulis dari berbagai daerah. Penerbitan buku ini inisiasi oleh komunitas Yuk Menulis ( KYM) dengan foundernya Vitriya Mardiyati.


2. Antologi buku Ketika Pandemi COVID -19 (Challenge 45 Hari Bercerita)

Buku ini Terbit tahun 2020, berisi 157 halaman. Berisi 81 puisi bertema Covid 19. Awalnya peserta diberikan materi bagaimana membuat puisi. Kemudian diberi tantangan untuk menyelesaiakan sebuah puisi.  Setelah melalui seleksi, karya- karya terbaik mendapatkan hadiah menarik dan dibukukan dalam satu buku antologi. Buku ini adalah wujud kegiatan Komunitas Ngoas Puisi. Kegiatan lomba yang diselenggarakan dengan tema Covid - 19 serta tantangan 45 hari .  berpuisi tanpa henti karya- karya mereka dibukukan sebagai bentuk apresiasi kepada peserta.



3. Antologi Quotes " Lentera Makna"

Buku ini adalah karya bersama dengan Ganjar  Pranowo, Gubernur Jawa Tengah, Vitriya Mardiyati ( Founder KYM ) dan 308 Penulis keren lainnya.  Buku ini berisi quotes para penulis dari berbagai daerah yang sarat makna. Dalam buku ini saya mengajak 10 guru untuk berkarya. Bahagia rasanya ketika bersama – sama lolos seleksi dan bisa berkarya bersama.


4. Antologi “Ruang Renung”

Buku ini adalah kolaborasi antara Ustadz Yusuf Mansyur bersama dengan Vitriya Mardiyati dan puluhan penulis terpilih. Buku ini masih dalam proses cetak yang sebentar lagi akan didistribusikan kepada para penulis. Berisi puisi bertema tentang kasih sayang dan motivasi baik. Di dalam buku ini saya juga mengajak 10 guru untuk kolaborasi karya.


        Selalu ada ruang – ruang untuk mengekspresikan diri jika kita mau. Kolaborasi menjadi salah satu cara untuk berkarya. Tak peduli bagaimana hasilnya, yang terpenting adalah kemauan untuk berproses dan produktif bersama. Untuk  pemula seperti saya, rasanya ini adalah pencapaian yang berkesan. Bisa berkolaborasi dan berkarya bersama. Stay at home selama pandemi ini, semoga tidak diisi dengan  rebahan saja tapi juga motivasi untuk meluangkan waktu kita berkarya.