CERITA PANJI

CERITA PANJI

 

cerita panji

    Tahun lalu, tepatnya 2019. Saya berkesempatan mengikuti Residensi penggiat Literasi yang diselenggarakan Kemendikbud di salah satu kota di Jawa timur yaitu Kediri. Tepatnya di Kampung Literasi, Taman baca Masyarakat Gelaran jambu.  Saat itu saya meneliti tentang cerita kearifan lokal Kediri yaitu Legenda Panji. Kisah Panji merupakan karya sastra asli dari Kediri Jawa timur.

Banyak kisah sastra Indonesia yang bisa dikenalkan kepada generasi muda., layaknya  Romeo dan Juliet, Indonesia memiliki  sosok Cerita Panji. Kisah asmara Panji dengan Dewi Sekartaji mewakili mahakarya  kejeniusan kreatif manusia dengan sarat pesan orisinilitas sebab digubah oleh para pujangga Jawa kuno dengan tema dan lokasi cerita di Tanah Jawa sendiri.

Cerita Panji ini pada dasarnya memang budaya asli Kediri, tapi menyebar ke seluruh nusantara sampai mancanegara. Sebenarnya, istilah Panji itu bukan nama orang, tapi gelar, seperti Raden. Kenapa versi ceritanya bermacam–macam? Faktor tradisi lisan yang kuat membuat ragam cerita. Tetapi intinya sama, yaitu kisah mengenai percintaan Raden Panji Asmarabangun (Inu Kertapati atau Panji Kudawanengpati), putra mahkota kerajaan Jenggala, dengan Dewi Sekartaji (Galuh Candrakirana), putri kerajaan Panjalu atau Khadiri.

Namun jalinan kasih sepasang sejoli tersebut tidak berjalan mulus, banyak romantika dengan petualangan dan penyamaran. Cerita Panji kemudian melahirkan banyak versi dan varian berupa dongeng dan kisah-kisah lainnya. Meski pada akhirnya, mereka berhasil menjadi pasutri yang memerintah Kerajaan Khadiri. Namun, berbagai persoalan seakan tak pernah berhenti menimpa mereka sehingga justru semakin banyak melahirkan cerita lain.

Cerita Panji yang dikenal masyarakat adalah Ande-ande Lumut, Sekartaji Bakul Jamu, Anggraini Larung, Panji Semirang, Sekartaji Topeng Jantur, dan Keong Emas. Padahal, Cerita Panji sekitar 20 lebih, tapi masyarakat mengenalnya terbatas.

Kenapa Legenda Panji? Siapakah Panji? Pertanyaan ini menjadi penasaran banyak peserta Residensi Pegiat Literasi di Gelaran Jambu. Rasa kepenasaranan tersebut, terjawab pada malam terakhir Residensi, menghadirkan Budayawan Cerita Panji, sekaligus Dosen Universitas Nusantara Pawyatandhaha Kediri, yaitu Bapak Dr. Subardi Agan, M.Pd. Selain dirinya, hadir juga Pak Koyek, pelakon Cerita Panji. Yang tak kalah menariknya, para Barista Kopi menemani saya dan pegiat lain dalam menghangatkan malam terakhir.

Menurut Pak Bardi, Cerita Panji kedudukannya telah mendunia saat ini. UNESCO mengakui Cerita Panji sebagai warisan dunia. Barangkali, masyarakat apalagi generasi langgas belum mengenal jauh tentang  Cerita Panji. Akan tetapi, Cerita Panji ini sangat penting digali. Beberapa waktu lalu, Festival Panji Nusantara digelar dalam penyelenggaraan tahunan di Indonesia. Kediri memiliki perhelatan  Festival Nusantara setiap tahun, yang dimulai sejak 2 - 3 tahun yang lalu. Festival Panji Nusantara terwujud atas kerja sama komunitas lokal dengan Kemendikbud. Titik lokasi berada di pusat kota, kalau sumber tekstualnya paling besar adalah Kediri.

Legenda Panji ini merupakan cerita  luar biasa karena dikenal sejak abad 18, salah satu bukti tertua terukir pada relief Candi Penataran Blitar. Pada abad  ini, Cerita Panji telah diakui oleh UNESCO atas inisiatif pemerintah Indonesia yang proaktif. Mengapa luar biasa? Cerita Panji telah melintasi beberapa abad, lintas bangsa, dan lintas budaya. Cerita Panji sangat terkenal bahkan menjadi pertunjukan kolosal  andalan, film, dan Sendratari kerap menggunakan tema Panji di Thailand. Masyarakat Thailand lebih mengenal Cerita Panji dengan nama Nithan Inau (The Inau Thale). Kata Inau berasal dari kata Inu, yaitu Inu Kertapati nama Panji. Saya sebagai masyarakat Indonesia, pemilik asli budaya Panji, malah ketinggalan dibandingkan mereka. Beberapa  penggiat cerita dan budayawan tergerak untuk mengangkat kembali Cerita Panji karena merupakan asli kebudayaan nusantara.

          Cerita Panji lahir lantaran masyarakat merindukan bersatunya dua kerajaan, Jenggala dan Kadiri, pada saat itu. Dua raja bersaudara memimpin kerajaan dari keturunan Airlangga. Pada mulanya, ketika Airlangga hendak mengundurkan diri sebagai Raja Jenggala lantaran usia lanjut, ia kebingungan lantaran memiliki dua orang putra yang dianggap berhak menjadi raja. Sementara putri sulungnya, Dewi Kilisuci,  tidak berminat menjadi pewaris dan memilih bertapa sebagai Bikshuni.

          Singkat cerita, meski kerajaan kemudian telah dibagi dua untuk kakak beradik, tapi masih kerap berseteru karena menganggap tidak adil. Peristiwanya berlangsung lama hingga keturunan ketiga. Maka lahirnya Cerita Panji adalah sebuah simbol agar kedua bersaudara tersebut berdamai dengan cara menjodohkan masing-masing putra dan putrinya. Pada titik inilah maka Cerita Panji memiliki makna sebagai simbolisme penyatuan dua pihak yang berseteru, bukan hanya dua kerajaan saja.

Pada zamannya, Cerita Panji sedemikian populer seiring dengan suburnya berbagai jenis kesenian yang membawanya ke mana-mana. Ada masa di mana Cerita Panji sanggup bersaing dengan cerita klasik Mahabarata dan Ramayana. Cerita Panji adalah cerita alternatif yang tak kalah menarik dengan kisah dari negeri India itu. Cerita Panji justru hadir sebagai bentuk perlawanan terhadap budaya India.

Cerita Panji adalah sastra klasik tingkat dunia yang asli berasal dari Indonesia, khususnya dari Jawa Timur. Meski beragam, Cerita Panji beredar dengan semangat pengembaraan dan kemenangan sang pahlawan yang hidup dalam budaya Jawa Kuna. Lydia Kieven  seorang peneliti Panji bahkan menyebut bahwa sastra Panji adalah salah satu contoh khas untuk kreativitas pada masa kejayaan Jawa Timur. Naskah atau versi lisan diciptakan tidak berdasarkan sastra India pada saat itu. Cerita Panji adalah bukti kreativitas budaya Jawa Timur

          Apa yang dilakukan Gelaran Buku Jambu dalam upaya pelestarian Legenda Panji patut diapresiasi. Bagaimanapun, setiap generasi harus mempertahankan budayanya sendiri. Seperti pepatah mengingatkan Ajining diri saka lathi, ajining raga saka busana, ajining bangsa saka budoyo.

Cerita Panji adalah kebudayaan asli Indonesia dan identitas Kediri. Jadi, butuh alasan apalagi untuk menjadikannya sebagai ikon budaya provinsi Jawa Timur? Telah tiba waktu yang tepat untuk mengajak pulang Cerita Panji ke kampung halamannya sendiri.