BEKERJA DENGAN CINTA
Menjadi Pekerja yang Baik Dengan Konsep Innama al-a’malu bi an-niat
Konsep
innama al-a’malu bi an-niat bertujuan agar seluruh kegiatan yang kita
lakukan setiap detiknya bernilai ibadah. Apa pun kegiatan kita, apa pun
pekerjaan kita, asal diniatkan untuk ber-taqorrub kepada-Nya atau untuk
mencari ridho-Nya akan bernilai ibadah dengan sendirinya.
Hal
ini erat sekali kaitannya dengan firman-Nya yang mengatakan bahwa Tuhan tidak
menciptakan manusia mau pun jin selain untuk beribadah kepada-Nya. Hanya untuk beribadah
kepadanya.
Pertanyaannya, bagaimana cara agar
setiap hal yang kita lakukan bernilai ibadah di mata-Nya? Apakah cukup dengan innama
al-a’malu bi an-niat saja sudah
lebih dari cukup untuk lebih dari sekadar ibadah?
Bagi seorang wasit yang sedang memimpin jalannya
permainan sepak bola, cara beribadahnya adalah dengan mengarahkan jalannya
sepak bola dengan seadil-adilnya. Bagi seorang dokter, cara beribadahnya adalah
dengan berusaha dengan sekuat mungkin agar si pasien dapat sembuh seperti sedia
kala.
Hampir setiap pekerjaan yang ada
dapat mendorong seseorang untuk lebih dekat dengan-Nya. Hanya saja, kebanyakan
orang lalai akan tujuan mereka ketika bekerja.
Ambil
contoh ketika kita berharap menjadi orang terpandang dan orang kaya dengan menjadi
dokter, lantas melupakan kewajibannya tentang pasien yang ditanggungnya, lantas
membebani setiap pasien yang datang dengan biayag yan membuat mereka enggan
berobat.
Padahal, uang yang kita terima dari
membantu orang lain adalah bonus yang diberikan Tuhan kepada kita. Balasan yang
kita peroleh bukan uang dari si pasien tersebut, melainkan pahala sebab
kesungguhan kita membantu dan menolong sesama manusia.
Inilah yang diharapkan dari Hadits
nabi yang mengatakan bahwa, “Sebaik-baik manusia adalah yang bermanfaat bagi
orang lain; menjadi malaikat yang membantu orang lain dengan sayap-sayap
harapan agar dapat kembali bahagia seperti sediakala, dibarengi dengan niat
mencari ridho Tuhan agar termasuk dari orang-orang yang berusaha mendekatkan
dirinya kepada Tuhan,
Masalah
kita mendapatkan uang atau tidak, itu urusan ke sekian. Kita niatkan apa yang
kita lakukan untuk membantu orang lain, kalau kita mendapatkan bonus berupa
uang dari apa yang kita usahakan, anggap itu hadiah atau bonus dari Tuhan.
Tapi
ya, umumnya saja sih, kalau kita menjadi dokter dan merawat pasien yang sedang
sakit, kita akan digaji dari bayaran yang dikeluarkan dari si pasien. Tapi
masak iya, kita mengharapkan recehan uang dari seseorang yang tidak berdaya yang
menghadap dan memelas di depan kita?