DEDIKASI CINTA UNTUK AYAH
“Le,
sampeyan ngijabne Mba Dila ya, di depan jenazah Abah.” Saya bilang pada adek
lanang kami satu satunya. Masih kelas dua MTs. Usia 13 tahun. Dia menangis
tergugu. Menatap keranda abah.
“Ya
Allah ...”
“Sampeyan
masi cilik, masi ragil, sampeyan lanang dewe. Sampeyan waline Mba Dila. Harus
kuat. Harus tegar. Biar abah segera dimakamkan ke sarean.” Saya memeluknya
sambil menangis. Dia pasti tidak membayangkan akan ada di situasi ini.
“Kulo
ken pripun mbak? Kulo gak saget.” Suaranya lirih di tengah isak.
“Nanti
diajari kiai kiai. Sahabate abah semuanya ada disini. Manuto. Nanti sampeyan
pasrah wali. Dibimbing kiai kiai. Harus kuat ya le. Harus tegar. Kasian ibuk.
Abah pasti bangga sama sampeyan.”
“Nggih.”
Jawabnya lirih. Saya melihat ketegaran dan tanggung jawab seorang santri di
basah matanya. Pesantren pasti mengajarkan dia banyak hal. Pelan dia hapus air
matanya sambil menatap ibuk. Lalu menatap keranda sekali lagi. Lalu mengangguk.
“Kuat
ya le .. kuat.” Saya memeluk adek lanang saya sekali lagi. Dia sudah ditunggu
semua orang. Abah sudah disholatkan. Semuanya menangisi kepergian abah. Adek
saya yang lain menenangkan Mba Dila, adik saya nomer empat, yang akan
dinikahkan dalam duka. Tanpa perayaan. Tak ada senyuman. Bahkan kami semua
masih memakai baju lusuh sepulang dari rumah sakit. ( Percikan dialog Ning Khilma Anis bersama
adiknya, saat Abahnya meninggal dunia, 5 November 2020)
Adalah
Khilma Anis, novelis islami yang santun dan mengagumkan. Dalam beberapa hari
ini memang berduka , pasalnya ayahnya meninggal dunia. Penulis novel best
Seller “ Suhita “ ini memang sangat kehilangan abahnya. Percakapan dengan adik
yang menyarankan untuk menjadi wali nikah atas pernikahan kakaknya di hari
meninggalnya abahnya menjadi kenyataan yang menyayat hati. Saya sendiri
pun sampai tidak bisa menahan mata yang
terus basah saat membaca status dan cuplikan akad nikah di balik keranda abah.
Seorang lelaki yang berani menjadi
wali nikah dalam usia 13 tahun, tentulah hanya orang orang terpilih yang dapat
melakukannya. Dan orang terpilih ini tentulah orang – orang yang dibimbing
dengan cinta dan tarbiyah yang baik oleh ayahnya. Di tangan orang tualah anak akan meneladani
ketulusan dan keberanian. Sehingga masa depannnya aan selalu terngingang
pengajaran dan kasih tulus orang ayahnya. Iya..Ayah adalah seorang imam yang
harus menjalankan nakoda tarbiyah itu dalam keluarga.