KEMBALI MEMAKNAI KEKUATAN CINTA PASCA MENIKAH

KEMBALI MEMAKNAI KEKUATAN CINTA PASCA MENIKAH

 

Membicarakan tentang cinta, memang tak pernah tuntas untuk dibahas dan tak pernah usai untuk diceritakan. Apalagi cinta pasca menikah. Alhamdulillah tepatnya Senin, 11 Oktober 2021 saya mendapat kesempatan mengikuti Webinar Memaknai Kekuatan Cinta di Masa Kini yang diselenggarakan oleh Forum Komunikasi Penyuluh Agama Islam Kabupaten Nganjuk via zoom meeting.


Dalam webinar cinta tersebut ada dua narasumber yang menurut saya sangat berkompeten dalam menyampaikan materi yang luar biasa ini. Beliau adalah Bapak M.Safi’i, S.Ag dari Pengadilan Agama Nganjuk dan Ustaz Maftuhu Fadli Dziljud (Gus Tuh) Penyuluh Agama Kabupaten Nganjuk.


                                               

Untuk membahas masalah rasa cinta dan kasih sayang di dalam berkeluarga , sebenarnya sudah diterangkan didalam kitab suci  Al qur’an Surat Ar Rum Ayat 21  yang artinya  sebagaimana berikut :


“Di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya Dia menciptakan untuk kalian isteri dari jenis kalian agar merasakan sakinah dengannya; Dia juga menjadikan di antara kalian rasa cinta dan kasih sayang. Sesungguhnya dalam hal itu terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang berpikir.” (Ar-Rum: 21).


Memaknai Kekuatan Cinta

Dalam kesempatan ini Gus Tuh menjelaskan bahwa menikah adalah perjanjian yang sangat berat. Maka dalam pernikahan ada empat hal perumpamaan memaknai kekuatan cinta, yaitu: 



1.    Kekuatan Cinta Ibarat seperti Minyak wangi  (Karraihanati)

Cinta dalam pernikahan diibaratkan seperti minyak wangi. Siapa yang tidak menikmati keharuman minyak wangi. Aromanya menyebar kemana-mana.  Harum baunya namun jika dirasakan dilidah maka  pahit rasanya.





2.   Kekuatan Cinta Ibarat seperti  Buah kurma  (Kat Tamroti )

Layaknya buah kurma yang tidak kelihatan aroma maupun rasanya. Kekuatan cinta di dalam rumah tangga juga ada yang apabila dilihat dari luar kelihatanya biasa saja, tidak terlalu mewah, dan tidak terlalu harmonis. Namun ternyata  subhanalloh di dalam rumah tangganya menyimpan rahasia Ilahi  rasa tentram , indah, damai dan  penuh barokah. Meskipun keadaan ekonomi keluarga sangat sederhana.



3.  Kekuatan Cinta Ibarat seperti Jeruk Manis (Kal udrujati)

Perumpamaan selanjutnya adalah seperti buah Jeruk Manis (Kal udrujati ). Jeruk beraroma segar, rasanya manis,  dan mahal harganya. Rumah tangga yang seperti ini jika dilihat dari luar sangat berbahagia dan ketika dilihat lebih dekat ternyata damai tentram saling menghormati, saling membantu terhadap tetangga. Rumah tangga yang bagaikan tersimpan slogan mutiara sakinah mawaddah warohhmah.




4.  Kekuatan Cinta Ibarat seperti buah ramuan jamu Bratawali (Kal Handholati)

Ramuan jamu bratawali ( Kal Handholati ) aroma memang tidak anak, begitu pulu seandainya kalau dimakan rasanya pahit sekali. Kekuatan Cinta dalam rumah tangga masa kini ternyata juga ada yang bagaikan ramuan bratawali. Rumah tangga yang seperti ini menurut Gus Tuh adalah rumah tangga yang sering terdengar pertengkaran dari rumahnya. Namun subhanallah kedua pasangan tetap utuh dan tidak ingin berpisah.


Itulah pengibaratan tentang rumah tangga, namun sebenarnya letak kebahagiaan adalah dari kita sendiri. Untuk itu kita perlu berusaha untuk mewujudkan kebahagian itu bersama keluarga kita.

Begitu pula dalam kehidupan berumah tangga, terkadang dari luar baik, mewah, romantis harmonis, tetapi  kenyataan yang ada di dalam rumah tangganya belum tentu demikian, malah sebaliknya. Penuh dengan masalah.


Kiat Menjaga rumah tangga agar selalu harmonis

Sebuah hubungan  harusnya memang  senantiasa dirawat setiap hari layaknya tanaman. Untuk tetap tumbuh, tanaman perlu di siram, diberi pencahayaan matahari yang cukup dan diberi pupuk. Begitu pula kehidupan rumah tangga perlu  Bertumbuh, saling menyiram dengan kasih sayang dan cukup kepedulian. Nah berikut ini adalah beberapa kiat untuk kembali memaknai kekuatan cinta pasca pernikahan agar sakinnah, mawaddah wa rahmah.

1. Mendengarkan

Mendengarkan setiap orang pasti memiliki keinginan dan ingin didengarkan, mendengar di sini adalah proses di mana suami dan istri  saling mendengarkan bagaimana perasaan pasangan masing-masing kemudian mencoba mengerti dan tetap membuatnya nyaman.

 Misalkan seorang istri sedang kesal, maa beri tahu pada suami, jangan sampai suami menebak-nebak sendiri. Berbicara mengenai masalah berfungsi untuk  membangun kepercayaan dan membuat hubungan suami istri yang baik dan lebih kuat. Tidak hanya berkomunikasi mengenai masalah, namun juga sampaikan jika dia melakukan sesuatu yang membuat kita bahagia. Karena mengetahui pasangan kita bahagia ternyata juga membuat pasangan berbahagia.


2. Selalu Berpikir Positif (husnudlon)

Terlepas dari apakah kita berpikiran positif atau tidak, terkadang ada saja sikap pasangan yang membuat tersinggung. Namun sebenarnya belum tentu punya niat untuk membuat kita sakit hati. Maka dari itu ada baiknya kita berpikir positif. Mentalitas ini bisa memberi kita kebebasan untuk mengatasi diri sendiri dan bisa memberi contoh pada pasangan untuk melakukan hal yang sama.


3. Kontrol Emosi Masing-masing

Mengontrol emosi terhadap pasangan kadang memang butuh kesabaran. Pasalnya kadang kita spontan mmengekspresikan kemarahan kita dengan berbagai hal. Namun sebenarnya kita bisa mencoba untuk mulai mengontrol emosi.

Jika merasa tidak bisa mengendalikan diri, ada baiknya berdiam sebentar, tarik napas dalam-dalam, dan coba pergi jalan-jalan. Ambil jeda sebentar. Beri tahu pasangan bahwa kita butuh waktu dan akan kembali membicarakan semuanya setelah kita sudah tenang.




4.  Berhenti membandingkan pasangan

     Membandingkan pasangan kita dengan suami dan istri orang lain, terutama seseorang di situs jejaring sosial seperti Instagram atau Facebook. Memang kadang kerap dilakukan banyak orang.  Namun tentu saja itu bisa mengganggu hubungan seseorang. Ingatlah bahwa orang sering kali memilih untuk tidak menunjukkan realitas mereka tetapi gambaran kehidupan dan hubungan yang mereka inginkan.

       Melihat suami lain menghujani wanita mereka dengan karangan bunga, membawa mereka ke restoran mahal, atau membelikan mereka hadiah, membuat seseorang jadi membandingkan dengan pasangannya sendiri. Ini yang kadang memicu pertengkaran.


5.  Jadi Patner Tangguh

  Terkadang, karena banyak sekali kegiatan, sebuah pasangan sering lupa memerankan peran “suami-istri.” Ini yang harus saling disadari. Berbagi peran dan saling membantu untuk berpatner jika pasangan ada kesulitan. Dengan berbagi dan menjadi patner tangguh maka suami istri dapat menghadapi ujian rumah tangga bersama.

Demikian Memaknai kekuatan cinta pasca menikah. Tak ada gading yang retak dalam proses berumah tangga. Namun kita mampu untuk menerima kelemahan itu dan bersama- saling saling melengkapi. Sehingga terwujud keluarga yang dirahmati Allah, sakinah, mawaddah wa rahmah.


Referensi

Webinar Memaknai Kekuatan Cinta di Masa Kini Forum Komunikasi Penyuluh Agama Islam Kabupaten Nganjuk, 11 Oktober 2021