MEMPERSIAPKAN TARBIYAH ANAK DARI RUMAH
Desember
2021
“Suatu
negara akan baik, kalau masyarakatnya baik, masyarakat akan baik kalau
individu-individu baik. Tumbuhnya individu di keluarga, maka keluarga menjadi
kunci lahirnya individu yang baik.”
An-Nisa
ayat 9:
وليخش
الذين لو تركوا من خلفهم ذرية ضعافا خافوا عليهم فليتقوا الله وليقولوا قولا سديدا
“Dan
hendaklah takut kepada Allah orang-orang yang seandainya meninggalkan di
belakang mereka anak-anak yang lemah, yang mereka khawatir terhadap
(kesejahteraan) mereka. Oleh sebab itu hendaklah mereka bertakwa kepada Allah
dan hendaklah mereka mengucapkan perkataan yang benar.”
Ayat
di atas mengandung pengertian yang berupa peringatan kepada orang tua khususnya
terhadap masa depan anak-anak: jangan sampai menjadi anak dan keturunan yang
lemah. Lemah bisa meliputi: badannya, pikirannya, semangatnya, ekonminya dan
agamanya.
Terdapat
hadis bahwa umat Islam akan mengalami nasib seperti buih di lautan yang
meskipun besar tetapi terombang ambing
tanpa kekuatan dan pegangan, hanya menjadi mainan dan korban dari orang lain.
Rasulullah
SAW bersabda:
يوشك
الأمم أن تداعى عليكم كما تداعى الأكلة الى قصعتها فقال قا ئل من قلة نحن يومئذ ؟ . قال بل كثير و
لكنكم غناء كغناء السيل و لينزغن الله من صدور عدوكم المهابة منكم و ليقذفن الله
فى قلوبكم الوهن . فقال قائل يا رسول الله
و ما الوهن ؟ قال حب الدنيا وكراهية الموت (رواه أحمد وغيره)
Artinya
: “Nyaris tiba saatnya banyak umat yag memperebutkan kalian seperti
orang-orang memperebutkan hidangannya. Ada orang bertanya: Apakah karena jumlah
kami sedikit?, Nabi Menjawab: tidak, bahkan banyak, tetapi kamu seperti buih
diair.Sungguh Allah akan mencabut rasa
takut kepada kalian dari dada-dada musuh kalian dan menimpakan penyakit wahn
kepada kalian. Orang tersebut bertanya:ya rasulallah, apa iti wahn.Nabi
Menjawab : cinta dunia dan takut mati”.
Yang
dimaksud cinta dunia adalah menggunakan segala cara untuk mendapatkan dunia,
bahkan agamapun bisa dijual. Tidak peduli halal haram. Dunia menjadi tujuan
hidup.
Kualitas
sangat penting, bisa dilihat dalam beberapa hadis: Mukmin yang kuat lebih baik
dari mukmin yang lemah; tangan yang diatas lebih baik dari tangan yang dibawah
(berinfak lebih didasarkan pada kesadaran bukan apakah kaya atau miskin).
Salah
satu cara yang sangat mendasar untuk memberikan bekal kepada anak adalah
memberikan: Pendidikan: mengajar, membimbing, mengawasi, memberikan hadiah dan
hukuman, dan memberikan tauladan. Pelatihan untuk mengembangkan kemampuan: pertanian,
peternakan, tehnik: pertukangan, bengkel, pedagangan dll.
Tujuan
pendidikan bukan hanya supaya pintar (IP-TEK) tetapi juga berakhlak mulia
(IM-TAQ). Untuk menjadikan anak pintar bisa lebih mudah dari pada menjadikan
anak saleh. Pintar identik dengan akal dan pikiran sedangkan kesolahen:
akal-pikiran (kognitif), hati-perasaan (afektif), dan tingkah laku-perbuatan
(psikomotorik).
Persoalan
kehidupan ke depan akan sangat berbeda dengan sekarang, kemajuan ilmu dan
teknologi mempengaruhi seluruh aspek kehidupan manusia: pada agama, hubungan
social-pergaulan, budaya, berekonomi, gaya hidup dll.
Sebagai
contoh: kemajuan Internet: informasi semakin cepat, perdagangan on-line,
pengaruh budaya luar secara cepat baik yang positif maupun yang negatif dll.
HP
: segala aktifitas dipengaruhi HP; lebih individual dan asyik dengan urusan sendiri : kurang perduli
dengan lingkungan sekitar dan orang yang di sekitarnya, lupa waktu, game
on-line , melemahkan semangat belajar
Karena
itu mempersiapkan anak untuk masa depan tentunya akan lebih berat dari yang
kita alami sekarang ini; persaingan dan kompetisi dalam ekonomi, pengaruh
budaya yang materialistic yang melemahkan nilai nilai kegamaan
(liberalisme-bebas, sekularisme- agama tidak mengatur urusan dunia, dll)
Kata
Ali bin Abi Thalib: didiklah anakmu sesuai dengan zamannya, karena mereka hidup
tidak di zamanmu”.
Di
dalam kitab Ta’lim al-Muta’allim, dikutip perkataan Ali Bin Abi Thalib:
الا
لا تنال العلم الا بستة سأنبيك عن مجموعها ببيان : ذكاء و حرص و اصطبار و بلغة و ارشاد أستاذ و
طول زمن
Artinya:
Ketahuilah, kamu tidak akan mendapatkan ilmu kecuali dengan enam syarat, akan
saya kabarkan kepadamu dengan penjelasan: kecerdasan, keinginan yang kuat,
kesabaran, biaya, petunjuk guru dan waktu yang lama.”
Kecerdasan:
memiliki kemampuan memehami. Antara satu anak dengan yang lainnya berbeda,
karena itu perlu cara/metode yang berbeda termasuk beratnya materi yang
disampaikan.
Keinginan
yang kuat untuk belajar: dari diri sendiri, keluarga dan
lingkungan: teman bergaul dan sekolah.
kesabaran:
misalnya melakukan pendidikan dengan bertahap dan berulang-ulang.
biaya:
biaya buku, seragam, makan, dll. Kewajiban biaya pendidikan adalah kewajiban
orang tua/wali, adanya lembaga yang membiayai hendaknya hanya sebagai bantuan
dan bukan menjadi pokok, kecuali karena tidak mampu.
petunjuk
guru:
guru adalah orang yang tentunya bukan hanya luas ilmu dan pemahamannya tetapi
juga pengalaman dan pergaulannya. Belajar otodidak (belajar sendiri) bisa,
tetapi dalam banyak hal harus mendapatkan bimbingan sehingga tidak keluar dari
arah yang seharusnya.
waktu
yang lama: bukan instant (langsung jadi dengan cepat).
Perintah mencari ilmu dari ayunan sampai liang lahat.
Selain
usaha di atas, do’a sangatlah penting:
والذين
يقولون ربنا هب لنا من أزواجنا وذرياتنا قرة أعين واجعلنا للمتقين إماما
Dan
orang-orang yang berkata: “Ya Tuhan kami, anugerahkanlah kepada kami
istri-istri kami dan keturunan kami sebagai penyenang hati (kami), dan
jadikanlah kami imam bagi orang-orang yang bertakwa (Al-Furqan: 74)