HAPPY WITH JATI DIRI
gambar : sopir membawa penumpang. dawainusa.com
Siapapun pasti
ingin hidupnya bahagia. Tidak terkecuali Pak Hadi. Seorang Ayah yang saya temui
hari ini . Iya, dalam derai suara motor yang bekelabut, pagi ini saya dan suami
pulang mudik. Seperti biasa ritual saat pulang dari mertua adalah membawa
barang - barang kadang asing tapi
penting seperti beras, sayuran, cabe tegalan dan tak lupa sebungkus bothok lele asap , khas makanan
Tulungagung.
Apa spesialnya?
Sehingga saya begitu antusias menceritakan sosok Pak Hadi ini? Rupanya keramahan
dan derai tawa Pak Hadi membuat saya terhanyut dalam perbincangan. Kadang lucu,
kadang pilu. Akhirnya, mengalirlah cerita, tentang keluarganya. Pak Hadi adalah
driver GrabCar. Bertahun – tahun Ia
menjalankan profesi ini. Ia mengawali di
Batam, dimana hampir 20 tahun Ia bersama keluarga kecilnya merantau di sana.
Keluarga yang cukup sukses saya kira. Melihat bagaimana ekspresinya
menceritakan suka duka kerja kerasnya sampai membuahkan hasil, hingga memiliki rumah sendiri, mobil dan biro
travel. Kerja keras yang pantas dan
membuat puas.
Wilayah Batam
sendiri memang kebanyakan penduduknya pendatang, dengan fasilitas yang mudah
dan mewah, kota pekerja dan industri sehingga tentu menjadi surga bagi para
pendatang yang notabenenya adalah kaum muda, pencari kerja yang kebanyakan baru lulus SLTA ataupun wisuda mahasiswa.
Benar benar menjanjikan surga dunia. Namun surga itu bukan selamanya bukan untuk
keluarganya kata Pak Hadi. Dunia malam, dan berbagai kehidupan beserta
pergaulannya membuat Pak Hadi khawatir, akankah keluarganya akan begini terus?
Bagaimana pola kehidupan buah hatinya yang sekarang mulai menginjak remaja? Bagaimana
pendidikan anak anak selanjutnya? Akankah mereka juga mampu bertahan dengan
godaan yang menggiurkan ini?
Saat kesuksesan dan bisnisnya lancar, datang ,
tiba – tiba berkecamuk pikiran, melihat bagaimana pergaulan di sana. Namun jika
pulang ke kampung halaman , bagaimana Ia akan bertahan? Sementara
perekonomian telah mapan di sini. Alih
–alih dengan kesuksesan ini tidak membawa kata tenang di hatinya. Sukses yang
membuat hatinya tidak sepenuhnya bahagia. Sukses harta yang belum tentu disertai
sukses keluarga. Pak Hadi menginginkan anaknya berperilaku baik, Ia khawatir
masa depan anak – anaknya jika masih di lingkungan Batam. Kuatkah?
Setelah berbagai pertimbangan, Ia
dan istrinya sepakat pindah ke Jawa kembali, memulai dari awal, agar pendidikan
dan pergaulan anak-anak terjaga . Demi masa depan mereka. Apa yang dilakukan
Pak Hadi, mungkin juga pernah kita alami, bagaimana kita memilih sukses dan
bahagia. Definisi bahagia tentu berbeda buat setiap orang. Seperti Pak Hadi
yang memutuskan untuk kembali ke jawa. Menurutnya bahagia bukan melulu tentang
harta dan kemudahan fasilitas, tetapi bagaimana kita berada pada lingkungan yang
lebih baik untuk masa depan anak - anak selanjutnya. Bahagia bukan saja tentang
kuantitas harta tetapi juga kualitas seberapa manfaatnya.
Setiap orang puya cara untuk
bahagia. Yang pasti bahagia sesuai tahapan masing masing. Pak Hadi muda
misalnya, apa yang dalam pencahariannnya bahagia adalah kesejahteraan
finansial, maka dia merantau ke batam untuk mencari uang, namun ketika dia
mendapatkannya, tiba tiba rumusan bahagianya berubah sedikit bersama dengan
usia dan kematangan berpikir, apakah harta menjamin bahagia? Harta yang dia
kumpulkan malah di jual dan dia kembali ke kampung halaman, karena menurutnya
pendidikan dan lingkungan anak lebih ia utamakan, dari berbagai rumusan
bahagia, nyatanya menjadikan anak anak sholehah adalah kebahagiaan utamanya.
Mungkin di sekitar kita juga terdapat Pak Hadi Pak Hadi yang lain. Saat mapan
dan sukses, tiba – tiba muncul makna sukses yang kadang berbeda dengan versi
sebelumnya. Boleh jadi kita pun memiliki makna hidup happy yang kadang
berbeda dengan orang lain. Sesuaikan saja dengan jati diri dan prinsip kita. Begitulah
arti bahagia, tergantung versi dan mindset masing - masing.( Zef)
#OneDayOnePost
#ODOP
#ODOPCHallenge1
Tema Bebas