MENGEJA KATA DI HARI AKSARA

MENGEJA KATA DI HARI AKSARA

 




Gambar : Penggiat Literasi merayakan Hari Aksara Internasional 2019

Selamat hari Aksara Para Penggiat Literasi, teruskan nyala semangatmu..

Ashar hampir tiba, terlihat  anak -  anak perempuan bermain dakon kecik, beberapa anak  laki-laki  berlarian obak delik ( petak umpet) memenuhi teras rumah sederhana itu. Sambil menunggu adzan dan jamaah shalat,  satu dua anak memilih buku, sedangkan beberapa anak lain duduk berderet dan membaca majalah, setelah sebelumnya mengeja huruf - huruf hijaiyah di TPQ Ishlahul Ummah. Sesekali terdengar tawa berderai sambil menunjuk buku, melihat gambar - gambar lucu. Ada juga yang saling berkomentar tentang buku yang dibawa masing - masing.

 Begitulah suasana rumah Ibu Nasirotun di sore hari. Tepatnya Dusun Bulu Desa Babadan Kabupaten Nganjuk Provinsi Jawa Timur. Setahun belakangan, rumah Ibu Nasirotun selalu dipenuhi celoteh anak-anak kecil .Walaupun sebelumnya juga ramai, namun kali ini riuh suaranya lebih seru karena ada Taman Baca Masyarakat ( TBM) yang menjadi tempat bermain mereka setelah mengaji di TPQ.  Masih memondong  Iqro’ dan Al qur’an, selepas mengaji mereka berhambur menuju rak-rak buku favorit. Dengan antusias memilih buku untuk dibaca atau sekadar menikmati gambarnya.

Awalnya memang anak anak tidak seantusias ini, dahulu selepas mengaji di TPQ Islahul Ummah mereka langsung menuju lahan kosong samping TPQ untuk bermain sepak bola atau kadang mereka berbondong bondong pulang, main HP , main games atau playstation. Keadaan ini perlahan lahan berubah meskipun tak mudah. Berharap setitik aksi ini membawa pencerahan. Setidaknya TBM sedikit demi sedikit mempengaruhi kebiasaan mereka. Yang awalnya hanya mengaji dan bermain saja sekarang menjadi mengaji,  bermain sambil belajar.



        Taman Bacaan Masyarakat ini diberi nama Iqro’. Kata Iqro’ adalah ayat pertama yang diturunkan dalam Al qur’an dengan makna bacalah. Taman Baca Iqro ini diharapkan nantinya benar-benar bisa menjadi salah satu motor penggerak generasi muda untuk gemar membaca, utamanya generasi Nganjuk, dengan membaca mereka bisa termotivasi untuk terus belajar dan meraih cita cita.

Taman Baca Iqro berdiri pada tahun 2017. Berawal dari kesenangan pengelola terhadap buku, maka terkumpullah beberapa buku koleksi sejak kecil. Buku yang menumpuk tersebut hanya tersimpan di lemari. Sehingga terbersit bagaimana buku tersebut dapat dimanfaatkan untuk anak anak. Disamping itu rumah pengelola sendiri berada disamping lingkungan yayasan pendidikan. Di antaranya Madrasah Ibtidaiyyah Al Mubarok ( sekolah formal setingkat SD) pada pagi hari, Taman Pendidikan Al Qur’an Ishlahul Ummah (Pembelajaran Al Qur’an) pada sore hari dan Madrasah Diniyah Baitul Izzah (Pembelajaran kitab – kitab agama Islam) pada malam hari. Daerah ini juga berdekatan dengan Masjid Dusun Bulu, dimana warga sering mengunjungi dan berinteraksi. Sehingga keberadaan Taman Baca Iqro’ ini menjadi strategi yang tepat sebagai pengupayaan peningkatan budaya baca masyarakat dan peningkatan literasi di Indonesia.

Seperti yang kita ketahui bahwa Indonesia merupakan negara krisis membaca.  Indonesia dinyatakan menduduki peringkat 60 dari 61 negara minat baca. Indonesia rangking 60 dibawah Thailand (59) dan diatas Bostwan (61) Berdasarkan Most Litered Nation In The World yang dilakukan oleh Central Connecticot State University 2016 (www.pikiran rakyat.com). Kenyataan ini menunjukkan betapa minim tingkat literasi di Indonesia.

Jika kita melihat di negara maju seperti negara barat dan Jepang, budaya baca dan literasi sangat mengakar kuat. Kebiasaan membaca adalah tradisi sejak dari kecil. Orang barat sangat suka membaca. Dengan banyak pengetahuan mereka menjadi selektif terhadap informasi yang masuk serta tidak gampang percaya. Kebiasaan ini menjadikan karakter dan prinsip hidup mereka kuat. Hingga saat media sosial muncul, mereka tidak latah teknologi,  tetap selektif dan siap mengembangkan diri.

Sementara di Indonesia, media sosial menyerang saat literasi kita masih rendah.Wawasan yang minim membuat masyarakat kurang selektif terhadap informasi yang datang.  Semua berita di telan mentah – mentah tanpa di saring dahulu. Akibatnya hoaks melanda di mana – mana, ujaran kebencian menjadi makanan sehari –hari. Kecanggihan teknologi tidak di barengi karakter yang kuat, muncullah  generasi instan, sumbu pendek dan tidak menyukai proses.Tentunya kita tidak ingin generasi Indonesia terpuruk dengan kejahilan, maka penguatan lingkungan budaya literasi sangat di butuhkan untuk memperkuat generasi bangsa.

Tepat tanggal 8 September,  Indonesia dan seluruh masyarakat dunia memperingati Hari Aksara Internasional. Walaupun di masa pandemic ini,yang semuanya serba dibatasi. Seyogyanya tetap kita melangkah untuk terus menyalakan literasi generasi bangsa. Walaupun masih sangat sederhana, dengan koleksi buku dan majalah yang masih terbatas. Namun semoga tradisi membaca  di Taman Baca Iqra menjadi salah satu bentuk upaya membangun generasi bangsa yang religius , kritis dan literat. Harapannya dengan adanya taman baca ini maka anak-anak, remaja dan masyarakat Dusun Bulu dan sekitarnya akan gemar membaca dan tidak miskin informasi. Karena dengan banyak membaca maka kita akan tahu banyak hal. Generasi baca dan literasi adalah harapan  agar penerus bangsa melesatkan pengetahuan dan memajukan peradaban bangsa.


 

#OneDayOnePost

#ODOP

#Hari kedua

Tema Bebas