MENGEJA KATA DI HARI AKSARA

Selamat hari
Aksara Para Penggiat Literasi, teruskan nyala semangatmu..
Ashar hampir tiba, terlihat anak
- anak perempuan bermain dakon kecik,
beberapa anak laki-laki berlarian obak delik ( petak umpet) memenuhi
teras rumah sederhana itu. Sambil menunggu adzan dan jamaah shalat, satu dua anak memilih buku, sedangkan
beberapa anak lain duduk berderet dan membaca majalah, setelah sebelumnya
mengeja huruf - huruf hijaiyah di TPQ Ishlahul Ummah. Sesekali terdengar tawa
berderai sambil menunjuk buku, melihat gambar - gambar lucu. Ada juga yang
saling berkomentar tentang buku yang dibawa masing - masing.
Begitulah suasana rumah Ibu
Nasirotun di sore hari. Tepatnya Dusun Bulu Desa Babadan Kabupaten Nganjuk
Provinsi Jawa Timur. Setahun belakangan, rumah Ibu Nasirotun selalu dipenuhi
celoteh anak-anak kecil .Walaupun sebelumnya juga ramai, namun kali ini riuh
suaranya lebih seru karena ada Taman Baca Masyarakat ( TBM) yang menjadi tempat
bermain mereka setelah mengaji di TPQ.
Masih memondong Iqro’ dan Al
qur’an, selepas mengaji mereka berhambur menuju rak-rak buku favorit. Dengan
antusias memilih buku untuk dibaca atau sekadar menikmati gambarnya.
Awalnya memang anak anak tidak seantusias ini, dahulu selepas mengaji di
TPQ Islahul Ummah mereka langsung menuju lahan kosong samping TPQ untuk bermain
sepak bola atau kadang mereka berbondong bondong pulang, main HP , main games
atau playstation. Keadaan ini perlahan lahan berubah meskipun tak mudah.
Berharap setitik aksi ini membawa pencerahan. Setidaknya TBM sedikit demi
sedikit mempengaruhi kebiasaan mereka. Yang awalnya hanya mengaji dan bermain
saja sekarang menjadi mengaji, bermain
sambil belajar.
Taman Bacaan Masyarakat ini diberi nama Iqro’. Kata Iqro’ adalah ayat
pertama yang diturunkan dalam Al qur’an dengan makna bacalah. Taman Baca Iqro
ini diharapkan nantinya benar-benar bisa menjadi salah satu motor penggerak
generasi muda untuk gemar membaca, utamanya generasi Nganjuk, dengan membaca
mereka bisa termotivasi untuk terus belajar dan meraih cita cita.
Taman Baca Iqro berdiri pada tahun 2017. Berawal dari kesenangan pengelola
terhadap buku, maka terkumpullah beberapa buku koleksi sejak kecil. Buku yang
menumpuk tersebut hanya tersimpan di lemari. Sehingga terbersit bagaimana buku
tersebut dapat dimanfaatkan untuk anak anak. Disamping itu rumah pengelola
sendiri berada disamping lingkungan yayasan pendidikan. Di antaranya Madrasah
Ibtidaiyyah Al Mubarok ( sekolah formal setingkat SD) pada pagi hari, Taman
Pendidikan Al Qur’an Ishlahul Ummah (Pembelajaran Al Qur’an) pada sore hari dan
Madrasah Diniyah Baitul Izzah (Pembelajaran kitab – kitab agama Islam) pada
malam hari. Daerah ini juga berdekatan dengan Masjid Dusun Bulu, dimana warga
sering mengunjungi dan berinteraksi. Sehingga keberadaan Taman Baca Iqro’ ini
menjadi strategi yang tepat sebagai pengupayaan peningkatan budaya baca
masyarakat dan peningkatan literasi di Indonesia.
Seperti yang kita ketahui bahwa Indonesia merupakan negara krisis
membaca. Indonesia dinyatakan menduduki
peringkat 60 dari 61 negara minat baca. Indonesia rangking 60 dibawah Thailand
(59) dan diatas Bostwan (61) Berdasarkan Most Litered Nation In The World
yang dilakukan oleh Central Connecticot State University 2016 (www.pikiran
rakyat.com). Kenyataan ini menunjukkan betapa minim tingkat literasi di
Indonesia.
Jika
kita melihat di negara maju seperti negara barat dan Jepang, budaya baca dan
literasi sangat mengakar kuat. Kebiasaan membaca adalah tradisi sejak dari
kecil. Orang barat sangat suka membaca. Dengan banyak pengetahuan mereka
menjadi selektif terhadap informasi yang masuk serta tidak gampang percaya.
Kebiasaan ini menjadikan karakter dan prinsip hidup mereka kuat. Hingga
saat media sosial muncul, mereka tidak latah teknologi, tetap selektif dan siap mengembangkan diri.
Sementara
di Indonesia, media sosial menyerang saat literasi kita masih rendah.Wawasan
yang minim membuat masyarakat kurang selektif terhadap informasi yang
datang. Semua berita di telan mentah –
mentah tanpa di saring dahulu. Akibatnya hoaks melanda di mana – mana, ujaran
kebencian menjadi makanan sehari –hari. Kecanggihan teknologi tidak di barengi
karakter yang kuat, muncullah generasi
instan, sumbu pendek dan tidak menyukai proses.Tentunya kita tidak ingin
generasi Indonesia terpuruk dengan kejahilan, maka penguatan lingkungan budaya
literasi sangat di butuhkan untuk memperkuat generasi bangsa.
Tepat tanggal 8 September, Indonesia dan seluruh masyarakat dunia
memperingati Hari Aksara Internasional. Walaupun di masa pandemic ini,yang
semuanya serba dibatasi. Seyogyanya tetap kita melangkah untuk terus menyalakan
literasi generasi bangsa. Walaupun masih sangat
sederhana, dengan koleksi buku dan majalah yang masih terbatas. Namun semoga
tradisi membaca di Taman Baca Iqra menjadi salah satu bentuk
upaya membangun generasi bangsa yang religius , kritis dan literat. Harapannya dengan
adanya taman baca ini maka anak-anak, remaja dan masyarakat Dusun Bulu dan
sekitarnya akan gemar membaca dan tidak miskin informasi. Karena dengan banyak
membaca maka kita akan tahu banyak hal. Generasi baca dan literasi adalah
harapan agar penerus bangsa melesatkan
pengetahuan dan memajukan peradaban bangsa.
#OneDayOnePost
#ODOP
#Hari kedua
Tema Bebas