AKU MENULIS

AKU MENULIS


aku menulis aku ada
Aku menulis maka aku ada




AKU MENULIS MAKA AKU ADA


Mengapa menulis Blog?

Mengapa menulis blog? Pertanyaan yang sama kita kutanyakan pada diri sendiri. Sejak mengikuti kelas menulis blog Coacing  for newbie kelas Blogpedia coaching, ini adalah pertanyaan yang setiap hari menggelayutiku. Jarang kujawab, hanya ku yakini, bahwa aku menulis maka aku ada lewat karya- karya, yang kusematkan dalam blog sederhana.

Aku berharap ini adalah cara agar tetap setia untuk menulis.  Karena ku tahu, tanpa setia aku takkkan bisa memanen cinta. Tanpa cinta tulisanku tiada makna dan takkan bernyawa.

Pada dasarnya aku introvet, aku jarang bisa mengungkapkan perasaan pada orang lain. Cenderung diam dan hanya memperhatikan. Barangkali hal itulah yang membuatku merasa nyaman, ketika dari kecil aku lebih suka mengungkapkan rasa dalam bentuk tulisan di diaryku.

Kuakui lewat tulisan aku bisa lebih memahami siapa diriku sebenarnya. Mengapa? Karena semacam mediasi. Lewat tulisan aku bisa berkata -  kata dan mengungkapkan apa yang tidak bisa terwakili oleh suara.

Lewat tulisan aku bisa membaca perasaan dan apa yang ku inginkan. Lewat tulisan aku bisa memahami diriku sendiri. Kata orang tulisan adalah cerminan dari apa yang dipikirkan diri sendiri. Dari tulisan itu pula kadang kita bisa mengenali dan menganalisa karakter seseorang.

Bahkan ada orang yang mengatakan" Hati - hati dengan para penulis, mereka biasa mengungkapkan suara- suara rahasia yang tersembunyi". Buktinya kita lihat, banyak yang mewaspadai para jurnalis karena Ia bisa mengungkapkan hal yang tak terduga. Mewartakan hal hal yang kadang seharusnya rahasia, mengungkapkan hal - hal yang disembunyikan dari fakta.

Nyatanya penulis memang memiliki tempat tersendiri. Bisa spesial bisa jadi malah terkesan membual. Namun mereka berani menyuarakan. Mengenai penulis ini, saya jadi ingat tentang bagaimana sebuah bangsa memulai peradaban.

Seperti kita ketahui ada zaman dimana penyebutan zaman sejarah dan zaman pra sejarah. Zaman pra sejarah adalah zaman sebelum ditemukannya bukti tanda tulisan. Zaman sejarah adalah zaman ketika manusia sudah mengenal tulisan. Ini membuktikan pula bahwa keberadaan tulisan sungguh sangat mempengaruhi sejarah para bangsa.

Kita ketahui para ilmuwan mewarnai dunia dengan penemuan-penemuan berawal dari pengetahuan dan tulisan. Tanpa tulisan para sejarawan kita tak mungkin tahu tentang sejarah bangsa dimulai. Kita tak akan pernah tahu kekayaan - kekayaan pengetahuan dan peninggalan peradaban, dimana peninggalan tersebut cikal bakal budaya di masa sekarang.

Seperti dalam Islam, banyak tokoh muslim yang mengenalkan pengetahuan dengan mencatatnya dalam bentuk tulisan. Sehingga di jadikan referensi pengetahuan di masa sekarang. Ibnu Batutah sang pencatat sejarah, Ibnu Rusyd atau Avicena adalah sederet ilmuwan yang mampu mempengaruhi pemikiran sains dan kedokteran hingga sekarang.

 Jika mereka tidak menuliskan, akankah pengetahuan itu sampai pada masa kita sekarang? Atau Al Quranul Karim, pedoman hidup kaum muslim. Atau kitab - kitab agama lain. Bagaimana jika dulu tidak tercatat rapi. Apakah bisa sampai ditangan kita sekarang ini?

Barangkali sejarah ilmuwan dan catatan- catatan yang sangat berharga itulah, yang membuat saya termotivasi untuk melarutkan diri dalam aksara. Mengungkapkan ide dan informasi dalam bentuk tulisan. Berharap ada manfaat walaupun hanya jejak kata singkat.

Berbagi dan berbagi....Itulah "Big Why" mengapa aku menulis. Dengan menulis, aku menunjukkan siapa diriku. Dalam kata aku berkata, dalam aksara aku menganalisa, lewat huruf - huruf aku bersuara, lewat tulisan aku ada. Semoga aku terus termotivasi untuk menulis, menulis dan menulis hingga akhir usia.

Tips manajemen Waktu

Nah, menulis adalah eksistensi keberadaanku. Untuk itu, aku harus menyiapkan beberapa hal untuk mencapainya. Termasuk tips manajemen waktu yang baik. Maka tips yang kulakukan agar sukses menulis di Blog.

1.   Memantabkan niat dan tujuan

Mengetahui tujuan apa yang ingin diraih adalah point penting yang harus saya lakukan. Memahami tujuan akan menguatkan niat sehingga terus bisa memotivasi diri untuk mencapainya. Bahkan saat hambatan menghadang.

2.   Menentukan prioritas

Menentukan apa yang terpenting dalam hidup kita. Dengan tahu hal hal penting kita akan bisa memprioritaskan apa yang harus kita dahulukan untuk menyelesaikannya. Misal teman mengajak shoping dan kita tahu bahwa prioritas kita hari ini adalah jadwal  share tulisan di blog. Maka kita akan mendahulukan menyelesaikan tulisan sebelum menyetujui tawaran teman.

3.   Manajemen waktu

Menyadari kelemahan diri dan terus mempercayai kelebihan kita adalah kunci untuk beradaptasi. Mengetahui dua hal tersebut adalah kunci untuk mengatur ritme kita membiasakan menulis dan membuat jadwal yang sesuai dengan kenyamanan kita. Membuat jadwal tulisan secara rutin akan membuat kita mudah untuk menyelesaiakn tugas menulis. Mungkin kita jadwalkan menulis setelah shalat malam ketika yang lain tidur atau menggunakan waktu senggang lainnya.

4.   Membuat Conten Planer

Membuat tema atau yang akan kita buat selama beberapa hari ke depan akan mempermudah menyelesaikan tugas – tugas. Dengan jadwal tema ini pula kita bisa mempersiapkan referensi apa yang kita butuhkan.

5.     Banyak membaca dan menganalisa

Semakin kita sering membaca dan mengamati hal – hal di sekitar kita akan membuat kita peka dan gampang menganalisa realita. Hal ini akan menambah wawasan dan memperkaya gagasan kita untuk menulis. Semakin kita banyak membaca buku semakin banyak yang ingin kita keluarkan dari pikiran kita.

6.     Bergabung dalam komunitas

Sadar bahwa saya tidak bisa berdiri sendiri. Saya perlu bergabung dengan komunitas yang sesuai dengan keterampilan yang saya tekuni. Saya butuh orang - orang dan komunitas yang mampu untuk menggenggam tangan saya dengan erat. Agar saya bisa melangkah. Orang – orang yang akan mengingatkan jika saya jatuh dan yang akan menerangi dengan pengetahuannya saat jalan saya tiba – tiba gelap. Saya butuh rekan untuk  menapaki jalan menuju pintu impian.

Soal sukses atau tidak dalam menulis, kuncinya pada setia pada proses. Aku menulis, maka aku ada. Apapun rintangannya nikmati dan terus berproses.  Memang tak semudah membalikkan tangan, tapi kalau kita terus meyakini dan ikhtiar pasti bisa melampauinya.