INGIN ANAK PENGHAFAL ALQURAN? LAKUKAN STIMULUS INI SAAT DALAM KANDUNGAN.
Gambar: www.
griyaalquran.id
Memiliki
anak penghafal Al Qur'an adalah keinginan banyak orang tua. Selain bisa membuat
bangga juga ada ketentraman tersendiri menyaksikan anak anak kita menjadi sholeh
- sholehah. Namun memang butuh extra usaha untuk menjadikan buah hati kita
menjadi penghafal Al Qur'an. Ternyata banyak orang tua ya telah memulai usaha menanamkan Al Qur' an ini
sejak dalam kandungan.
Menurut
tokoh psikologi, Van de Cart, pemahaman terhadap prinsip prinsip dasar
pendidikan prental akan membantu orang tua untuk memaksimalkan potensi peserta
didik. Dalam prosesnya hendaklah orang tua memulai tarbiyah Tauhid dan Al Qur’an
sejak dalam kandungan. Ibnu Kholdun rahimahullah berkata, “Ketahuilah bahwa
mengajarkan Al Qur’an kepada anak-anak merupakan bagian dari syi’ar agama Islam
dan yang dipraktekkan umat ini. Praktek ini pun tersebar di setiap negeri.
Pengaruhnya, hafalan quran bisa lebih mengokohkan iman. Setelah itu barulah
kuasai akidah dari ayat-ayat Qur’an, lalu kuasai sebagian matan hadits.”
Anak yang masih berada dalam kandungan memiliki kemampuan untuk mendengarkan lingkungan yang ada di luar tubuh sang ibu. Otaknya pun mampu berkembang dari sifat pendengarannya tersebut. Dengan sering mendengarkan lantunan merdu Al Qur’an sejak dalam kandungan, maka akan mempermudah anak dalam mengingat setiap ayatnya. Karena secara tidak langsung ia akan memanggil memorinya yang dahulu saat ia berada dalam kandungan.
Ketika
usaha kehamilan telah mencapai lima bulan atau dua puluh Minggu, instrumen
indera anak sudah potensial menerima stimulus dari luar rahim. Seperti suara
orang tuanya atau hal- hal di sekitarnya. Indera peraba bayi sudah bisa
merasakan sentuhan dan rabaan orang tuanya. Indera penglihatan bayi sudah mampu
melihat sinar terang dan gelap di luar rahim. Dengan latihan - latihan pada
masa prenatal, berarti memberikan stimulus yang sistematis bagi perkembangan
saraf bayi. Sehingga latihan tersebut membantu kapasitas bayi belajar setelah
dilahirkan nanti. Namun sebelum memberikan beberapa stimulus, ada baiknya orang
tua memperhatikan komitmen dari awal. Misalkan sejak dari awal berusaha makan
yang halal. Pernyataan ini bersumber dari Hadist Nabi. “Wahai Saad perbaikilah
makananmu, makanlah dari makanan yang baik-baik. Niscaya kamu akan menjadi
orang yang mustajab doanya” (HR Ath-Thabrani). Selain itu juga berkomitmen
untuk berusaha menjadiakan anak penghafal Al quran. Selanjutnya baru melakukan
stimulus, diantaranya :
1.
Stimulus dapat dilakukan
dengan cara mengajari anak dengan posisi ibu hamil mengambil posisi duduk atau
tidur yang nyaman,
2.
Menemukan posisi kepala bayi
di kandungan sang ibu
3.
Ucapkan salam "
Assalamu'alaikum, ini ayah” pipi ayah menempel di perut ibu. Jika ibu yang
mengajar maka ucapkan " Assalamu'alaikum Nak, ini ibu" . Jika ibu
sendiri yang memberikan stimulus, ibu bisa menggunakan megaphone, atau selembar
kertas yang digulung atau tabung berlubang untuk membantu suara agar terdengar
di perut.
4.
Katakan pada janin ayo
belajar.
5.
Ajarkan tauhid. Katakan
perkata " contoh " Allah..Tuhanku, Muhammmad Rasulku....materi ini
bisa di ajarkan sehari tiga kali. Selama 3 hari.jarak tiap kosa kata masing
masing 3 detik.
6.
Membacakan ayat Al qur’an langsung
secara dekat ke arah perut sang ibu. Dibacakan secara lambat dan diulang
sebanyak tiga kali. Lakukan jadwal rutin misalnya dua kali dalam sehari.
Jadikan ini sebagai sekolah bayi Anda yang pertama. Orang tua harus bekerja
sama, baik ayah maupun ibu harus saling mendukung langkah tersebut.
7.
Menjelang melahirkan ibu
tetap tenang, banyak membaca istighfar dan kalimat thoyyibah.agar emosi bisa
terjaga dengan baik.
Nah,
demikian beberapa hal yang dapat
digunakan untuk menstimulus bayi pada masa prenatal. Orang tua memang harus
selalu berkomitmen. Karena betapa mulia kedudukan penghafal Al Quran. Seperti
hadist Rasul. Dari Buraidah RA, Nabi SAW bersabda, “Siapa yang menghafal Al
Qur’an, mengkajinya dan mengamalkannya, maka Allah akan memberikan mahkota bagi
kedua orang tuanya dari cahaya yang terangnya seperti matahari. Dan kedua orang
tuanya akan diberi dua pakaian yang tidak bisa dinilai dengan dunia. Kemudian
kedua orang tuanya bertanya, “Mengapa saya sampai diberi pakaian semacam ini?”
Lalu disampaikan kepadanya, “Disebabkan anakmu telah mengamalkan Al Qur’an.”
(HR. Hakim 1/756 dan dihasankan al-Abani).
Iman
memang naik turun, demikian pula semangat dalam beribadah. Hal ini wajar
menimpa kepada siapapun. Kuncinya tetap istiqomah, apapun kondisinya.Itulah
beberapa cara yang dapat dilakukan agar anak menjadi seorang Hafiz Qur’an.
Lakukanlah secara konsisten, bimbing anak sejak dalam kandungan dan jangan lupa belajar juga buat diri sendiri.
Semoga anak – anak kita akan menjadi generasi Qur’ani selanjutnya.
#OneDayOnePost
#ODOP
#ODOPCHallenge4
Tema Wajib