Warna
WARNA LITERASI
MENYELAMI SASTRA HIJAU
*Disampaikan dalam
Kelas Online Jurnalis MTsN 5 Nganjuk
1.
Apa sih Sastra Hijau
Sastra adalah
obyek dari gejolak emosional penulis dalam mengungkapkan, seperti perasaan
sedih, frustasi, gembira dan sebagainya atau bisa diartikan ekspresi pikiran, emosi yang dituangkan dalam bahasa.
Kata ‘hijau “ sendiri di artikan
sebagai simbol alam, bumi dan lingkungan. Sedangkan sastra hijau adalah sebuah sastra
atau karya tulis yang terinspirasi oleh alam dan didedikasikan untuk alam itu
sendiri.
Tujuan sastra
hijau adalah :
1.
Sebagai ekspresi keindahan sastra dan alam itu sendiri.
2.
Gerakan
mengajak dan menginspirasi untuk merawat dan melestarikan alam. Sehingga
masyarakat menyadari betapa pentingnya menjaga kelestarian alam dan
keberlangsungan bumi.
Sastra
hijau merupakan konsep
kearifan ekologi ( alam lingkungan) yang dipadukan ke dalam karya sastra. Sastrawan
Indonesia, Ahmad Tohari, menyebut Sastra Hijau sebagai Sastra Imani, yaitu
sastra yang mampu meningkatkan kesadaran hidup bergantung pada alam (bumi dan
seluruh isinya).
Kesimpulannya,
Genre Sastra Hijau ditulis untuk melestarikan bumi serta isinya. Khususnya
hutan tropis dan lingkungan hidup manusia. Gerakan Sastra Hijau mulai gencar ditulis
pada tahun 70-an, di negara-negara yang masyarakatnya peduli lingkungan.
Misalnya di Brazil, Australia dan Amerika. Walau sebetulnya, Sastra Hijau telah
ditulis sejak puluhan tahun yang lalu di berbagai benua.
2.
Mengapa melalui Sastra?
Salah satu upaya
penyelamatan bumi melalui proses penyadaran bisa dilancarkan melalui gerakan
budaya (cultural) terutama dengan memanfaatkan kekuatan sastra, baik dalam
bentuk prosa ( cerpen, novel) maupun
puisi. Kelebihan dan keunggulan sastra, ia memiliki potensi yang ampuh dalam
menyadarkan hati nurani manusia sejagat, tanpa harus bernada menggurui.
3.
Apa sumber utama inspirasi
untuk menulis Sastra Hijau?
Menjadikan Bumi dan isinya
sebagai inspirasi, kekaguman dan sekaligus keprihatinan. Intinya, pemulian,
pemulihan, pelestarian (penyatuan antara manusia dan alam serta isinya,
didukung kemahaan penciptaNya.
4.
Bagaimana caranya Sastra Hijau
untuk menulis cerita pendek (cerpen)?
Tidak ada bedanya dengan
menulis cerpen biasanya. Hanya khusus bertema tentang alam.
5.. Apa keunikan dari Sastra
Hijau?
Menulis Sastra Hijau sungguh
menarik dan unik, karena pelakunya tidak harus manusia. Semua benda,
unsur-unsur semesta atau makluk hidup yang ada di atas bumi bisa dijadikan
tokoh. Misalnya, gergaji pemotong kayu, banjir, tsunami, angin, angina , daun,
sungai, burung, pohon, tanaman hias dan sebagainya. Setting juga bebas,
menggunakan bumi dan lingkupnya. Dapat disimpulkan Sastra Hijau merupakan
‘potret’ lengkap yang melingkupi kehidupan manusia dan seluruh ciptaanNya.
Sumber inspirasnya berada di mana-mana, bahkan dalan nafas manusia dan makluk
hidup lainnya.
6.
Bagaimana soal setting?
Setting
tempat, gunakan hutan atau lingkungan hidup sekitar kita. Setting waktu, bebas,
yang penting logis dan runtut.
7.
Apa saja modal yang diperlukan untuk menulis Sastra Hijau?
Ide
cerita nengacu pada konsep Sastra Hijau, dipadu imajinasi, gunakan diksi
sesuaikan dengan konsep Sastra Hijau.
8.
Langkah apa yang perlu dilakukan agar menulis cerpen bisa lancar?
Pertama,
buat konsep dulu, mengacu pada unsur unsur cerpen. Kedua, himpun bahan yang akan ditulis
dan renungkan. Jika mengalami kebuntuan, berhenti sejenak atau membaca
referensi. Baru, kemudian melanjutkan menulis. Cari waktu yang paling
menyenangkan untuk menulis atau menulis pada saat waktu yang Anda anggap
produktif, yang disebut jam-jam emas (the golden time).
9.
Bagaimana dengan penciptaan judul?
Berdasarkan
teori creative writing, rumus judul sebagai berikut:
• Harus menarik dan mudah diingat
• Terdiri 1 – 5 Kata
• Pilih kata-kata yang tepat dan kuat
• Kalau perlu unik
• Bahasa mudah dicerna dan diksi yang kuat
• Contoh:
• 1. Lukisan Luka Garba Bunda
• 2. The Song of Spring
• 3. Rainbow on Your Eyes
• 4. Menembus Penjara Kabut
10.
Apa bedanya judul dengan kalimat?
Kalimat
adalah kumpulan kata yang mengandung 1 (satu) makna. Sedangkan judul, bisa
terdiri dari satu kata atau lebih dari satu kata, mengandung multimakna.
11.
Unsur apa saja yang harus dihindari agar cerpen yang kita tulis menarik?
• Cerita tidak bertele-tele
• Materi cerita bukan jiplakan atau mengekor yang sudah ada (sebaiknya
original)
• Alur tidak acak-acakan (buat mengalir)
• Isi tidak menggurui
• Tidak banyak menggunakan jargon atau istilah-istilah asing
• Tidak ditulis dengan kalimat panjang (kalimat yang ideal 8 – 12 kata)
• Teliti dalam penggunaan tanda baca
CINTA
BUMI , CINTA HUTAN, TULISKAN……………
Sumber Referensi dan Inspirasi:
Buku berjudul "Seni Menulis Sastra Hijau
bersama Perhutani" penulis. Naning Pranoto, dkk, editor. Sides
Sudyarto DS, Cetakan Pertama, Penerbit. PERHUTANI, Jakarta, 2013. Hak Cipta
Dilindungi oleh Undang-Undang.