MEMAKNAI HARI RAYA IDUL ADHA
Sofia Ulfa
Juli 2021
Idul Adha secara bahasa
adalah hari raya haji. Hal ini dikarenakan peringatan Idul Adha bertepatan
dengan puncaknya ritual ibadah haji selama di Makkah. Secara istilah, Idul Adha
juga disebut sebagai Idul Qurban atau Lebaran Haji karena memperingati
peristiwa penyembelihan Nabi Ismail oleh Nabi Ibrahim sebagai salah satu bukti
ketaatan mereka berdua.
Nabi Ibrahim merupakan
salah satu nabi kesayangan Allah. Kecintaan dan ketaatannya sangat membuat iri
para malaikat. Nabi satu ini tak memiliki putra hingga usia senja. Karena terus
berdoa, akhirnya Allah izinkan Nabi Ibrahim mendapatkan putra dari istrinya,
Siti Hajar, di hari tuanya. Anak yang lahir tersebut diberi nama Ismail.
Ketika Ismail berusia 10
tahun, Nabi Ibrahim mendapatkan mimpi yanh terus berulang. Mimpi itu datang
dari Allah yakni perintah untuk menyembelih putranya sendiri, yakni Ismail.
Sebagai ayah, tentu ada rasa sedih dan hancur dengan perintah dari Allah
tersebut. Akan tetapi, karena ketaatan beliau kepada Allah sangat besar, Nabi
Ibrahim pun berniat untuk melaksanakannya dengan bertanya pada Ismail terlebih
dahulu.
Saat Nabi Ibrahim
mengutarakan maksud kepada anaknya, ternyata jawaban Ismail sungguh di luar
dugaan. Dirinya bersedia untuk disembelih karena dia yakin ayahnya adalah sosok
sholeh yang tidak akan berbohong kepada siapapun. Pernyataannya ini memberikan
makna Idul Adha semakin istimewa
dirasakan.
Pada hari yang telah
disepakati keduanya sudah siap untuk menjalankan perintah Allah. Ismail meminta
sang ayah untuk mengikat tubuhnya dengan tali dan mengasah pisaunya dengan
tajam agar dirinya tak merasakan sakit. Sungguh Maha Besar Allah atas segala
kuasa, saat pisau Ibrahim sampai pada leher Ismail, tubuhnya langsung
digantikan dengan domba.
Hal inilah yang mendasari
pemilihan hewan domba atau kambing menjadi salah satu hewan yang dianjurkan
untuk disembelih ketika qurban. Dengan berqurban, makna Idul Adha sebagai salah
satu amal ibadah duniawi akan sampai pahalanya hingga akhirat. Banyak pendapat
ulama yang menyatakan bahwa hewan qurban yang disembelih akan menjadi kendaraan
saat manusia berada di jembatan siratal mustaqim.
Sunnah yang Dianjurkan
ketika Idul Adha
Cara masyarakat
melaksanakan Idul Adha biasanya diawali dengan shalat Ied berjamaah seperti
hari raya Idul Fitri. Setelahnya, mendengarkan khutbah idul adha yang berkaitan
dengan amalan berqurban dan keteladanan dari Nabi Ibrahim dan Nabi Ismail. Di
antara sunnah yang baik dilakukan ketika Hari Raya Idul Adha adalah sebagai berikut.
1. Mandi sebelum sholat Idul
Adha
2. Memakai pakaian terbaik
3. Memakai wewangian
4. Tidak makan sebelum
sholat Idul Adha
5. Meresapi makna Idul Adha
dengan banyak bertakbir dan berdzikir
6. Mendengarkan khutbah
7. Memilih jalan yang
berbeda ketika pulang dari masjid
Apa hikmah pelaksanaan
sholat Idul Adha? Pelaksanaan sholat Idul Adha dan perayaannya adalah sebuah
wujud kesungguhan atas ikrar iman dalam hati. Selain itu, Idul Adha juga dapat
dimaknai sebagai wujud perjuangan. Hal ini dikarenakan seluruh rangkaian ibadah
haji di bulan Dzulhijjah adalah perjuangan. Dibutuhkan fisik yang kuat dan
mental baja untuk bisa menyelesaikannya.
Makna dalam Pelaksanaan
Idul Adha untuk Umat Islam
Di antara beberapa makna
Idul Adha yang ingin dijunjung adalah sebagai berikut.
1. Amalan yang mendatangkan pahala
Melaksanakan salah satu ajaran yang dicontohkan Nabi Ibrahim,
menjadikan kegiatan qurban sebagai salah satu amalan yang banyak mendatangkan
pahala. Tak hanya akan berdampak baik untuk diri sendiri, melainkan juga
memberikan cipratan rezeki yang berkah untuk orang lain. Tak mengherankan bila
kegiatan Idul Adha menjadi ritual yang dinantikan banyak orang.
2. Mendekatkan diri kepada Allah
Dalam Al Quran Surat Al Kautsar ayat 2 diterangkan, “Fashalli lirobbika
wanhar,” yang artinya “Maka sholatlah kamu sekalian, kemudian berqurbanlah
(sebagai bentuk ibadah dan mendekatkan diri kepada Allah)”. Ayat ini menjadi
bukti bahwa ketaatan dalam melaksanakan qurban bisa menjadi manifestasi bentuk
penghambaan diri manusia kepada Sang Pencipta.
3. Belajar untuk ikhlas
Contoh keikhlasan Nabi Ismail adalah wujud makna Idul Adha yang
sesungguhnya. Bahwa kerelaan hatinya untuk menjadi “qurban” untuk menjalankan
perintah Allah. Dari kisah dua nabi tersebut, umat islam banyak belajar untuk
menyemai rasa ikhlas sejak masih dini dan berharap ridha hanya kepada Allah.
Menilik makna dan hikmah Idul Adha yang terbangun dari
kisah kedua nabi utusan Allah tersebut, maka sangat wajar bila pada akhirnya
banyak umat islam yang mengusahakan amalan ini. Betapa amalan berqurban ini
menjadi sebuah napak tilas yang begitu indah antara seorang bapak, anak, dan
Rabb-Nya, yakni Allah SWT.
4. Contoh untuk memberikan pengorbanan
Makna Idul Adha ini juga sebagai salah satu contoh untuk memberikan
pengorbanan yang nyata. Bahwa Nabi Ismail menjadi teladan yang baik tentang
keimanan yang dibangun kuat oleh keluarga, terutama sang ayah. Pondasi ini yang
membuat Nabi Ismail tidak meragukan ayahnya ketika dijabarkan mimpi untuk
menyembelih putranya tersebut.
5. Sebagai pembersih harta
Berqurban juga bagian dari bentuk sedekah. Sehingga hal ini bisa
menjadi salah satu pembersih harta bagi siapa saja yang mengamalkannya. Berhari
raya dengan menyembelih sapi atau kambing menjadi sebuah bukti bahwa Anda
merupakan hamba Allah yang sedang berupaya membuktikan iman dengan mengamalkan
salah satu sunnah Nabi Ibrahim ke dalam kehidupan.
6. Berqurban adalah penafsiran tersirat untuk membunuh
nafsu
Salah satu makna Idul Adha yang kerap luput diperhatikan yakni ibadah
berqurban menjadi sebuah amalan yang bisa diibaratkan sebagai jembatan pembunuh
nafsu. Maksudnya, penyembelihan hewan qurban menjadi lambang tersirat dari
pembunuhan hawa nafsu hewani dalam diri manusia.
Hewan qurban menjadi contoh objek yang harus ‘dibinasakan’
sifat-sifatnya dalam diri manusia. Tak
heran bila Anda mendengar istilah bahwa manusia merupakan jenis ‘hewan’ yang
berakal, yang pada dasarnya adalah sama seperti makhluk lainnya.
7. Momen yang tepat untuk berbagi dan silaturahim
Idul Adha menjadi sebuah momen yang baik untuk berbagi dengan sesama.
Pahala silaturahim dan kepedulian menjadi sebuah jembatan yang baik bagi
seluruh umat islam. Apalagi bila Anda menyelipkan kado berupa produk Hijab.id
kepada rekan-rekan muallaf yang baru belajar berislam secara kaffah. Tentu kebahagiaan
akan berlipat ganda.
Dengan tetap berpegang
pada hakikat dan makna Idul Adha, kemudian
mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari, diharapkan menjadi
sebuah kebaikan. Tak hanya baik secara amalan akhirat, tapi juga kebaikan di
dunia.
Referensi: https://hijab.id/blog